Jumat, 03 Juni 2011

Ini Dia Fakta di Balik 'Kentalnya' Susu





INILAH.COM, Jakarta - Seperti sudah diketahui oleh masyarakat, saat ini produk susu sudah demikian banyak beredar dipasaran, mulai dari susu cair, susu bubuk formula dan kental manis.

Banyak jenis susu yang hadir di tengah masyarakat. Dilihat dari proses pembuatannya, susu memiliki kelebihan dan kekurangan. Inilah yang harus Anda ketahui agar dapat memberikan yang terbaik untuk si kecil.

Menurut Sanfrandy, Dairy Category Manager Ultrajaya, untuk menghilangkan dan membunuh bakteri berkembang, susu harus dipanaskan dalam suhu dan jangka waktu tertentu. Sayangnya, kandungan susu (vitamin dan mineral) yang ada di dalamnya sangat sensitif dengan suhu udara. bila dipanaskan terlalu lama, maka bakteri akan mati.

Namun, kandungan gizi pun akan banyak hilang. Sebaliknya, bila suhu panasnya kurang, bakteri akan tetap ada, namun gizi pun masih bisa disuplai oleh susu bagi siapapun yang mengkonsumsinya. Nah, yuks intip beberapa jenis susu berdasarkan pada proses pembuatannya :

Susu Cair UHT

Dengan sistem Ultra High Temperature (UHT), susu ini akan dipanaskan 135-140 derajat Celcius hanya dalam waktu 2-4 detik. Tidak cukup lama untuk menghilangkan nutrisi yang terkandung di dalamnya.

Sebaliknya, seluruh bakteri (patogen dan pembusuk) pun mati dan disterilkan. Selama kemasan belum dibuka, suhu di dalam susu akan sama dengan ketika ditaruh di dalam ruangan dengan suhu tertentu. Selama 6-10 bulan, susu ini masih bisa disimpan dan dikonsumsi.

Tidak perlu takut dengan pengawet. Susu cair UHT bebas bahan pengawet. Semua berkat kemasan aseptik yang dibuat khusus dalam enam lapisan untuk menjaga susu tetap dalam keadaan steril dalam jangka waktu tertentu tanpa bahan kimia lainnya (pengawet).

Bila diperhatikan, susu cair UHT memberikan paling banyak manfaat. Tidak repot mengkonsumsinya. Cukup buka kemasan dan tuang ke dalam gelas. Si kecil pun akan dengan mudah melakukannya!

Susu Pasteurisasi

Pada susu yang mengalami pasteurisasi, susu tersebut harus dipanaskan sebesar 72 derajat Celcius selama 15 detik. Proses pemanasan yang hanya sebentar membuat bakteri patogen saja yang mati.

Bakteri pembusuknya masih ada. Itu sebabnya susu pasteurisasi tidak tahan lama bila tidak disimpan dalam lemari es dengan suhu 5-7 derajat Celcius. Itu pun hanya bertahan selama 14 hari.

Susu Sterilisasi

Menggunakan retort, susu akan dipanaskan 120 derajat Celcius selama 15 menit dan menyebabkan keseluruhan bakteri mati. Sayang, spora masih akan bertumbuh. Selain itu, sebagian nutrisi menghilang selama proses pemanasan. Susu ini hanya akan baik dikonsumsi sebelum melewati enam bulan masa penyimpanan.

Susu Kental Manis

Pemanasan 80 derajat Celcius dilakukan selama tiga jam. Sebagian air dihilangkan dengan proses evaporasi bertahap. Sementara itu, sebagai pengawet, pada susu ditambahkan gula. Daya tahan susu ini berlangsung selama satu tahun.

Susu Bubuk

Terdapat dua jenis susu bubuk, full cream dan skim milk. Selama dua jam, susu akan dikeringkan dengan spray dryer atau roller dryer 200 derajat Celcius. Menghadapi sebagian nutrisi yang hilang, dilakukan fortifikasi kembali. Anda hanya boleh menyimpan susu bubuk selama dua tahun.

Minggu, 29 Mei 2011

Deteksi Penyakit Lewat Kuku?

Oleh Dahlia Krisnamurti | Inilah – Kam, 26 Mei 2011

Konten Terkait

INILAH.COM,Jakarta - Anda bisa kembali menggunakan cara tradisional untuk melihat suatu penyakit yang bersarang dalam tubuh Anda.

Sebuah studi menyebutkan warna kuku bisa menjadi akternatif untuk mengetahui penyakit apa yang sedang Anda derita sebelum memutuskan untuk berkunjung ke dokter.

Seperti dikutip dari Aolheath, setiap orang memiliki tipe kuku berbeda, mulai dari tekstur, warna hingga kekuatannya. Dan setiap jenis kuku memiliki arti tersendiri, terutama dalam kaitannya dengan jenis penyakit.

FAAD dari American Academy of Dermatology (AAD), Andrea Cambio, MD mengatakan, kuku adalah jendela ke dalam tubuh seseorang. Melalui kuku dapat terlihat kemungkinan penyakit apa saja yang sedang berproses dalam tubuh.

Nah, intip kondisi kesehatan melalui bentuk dan warna kuku Anda.

Kuku kuning

Salah satu penyebab paling umum kuku berwarna kuning adalah infeksi jamur. Semakin memburuknya infeksi bisa membuat kuku tidak tumbuh sehat, menebal, dan rapuh. Kuku kuning juga menunjukan kondisi lebih serius seperti penyakit tiroid parah, paru-paru, diabetes, atau psoriasis.

Kuku bengkak dan terlipat

Jika kulit di sekitar kuku terlihat merah dan bengkak, ini dikenal sebagai peradangan yang menunjukan adanya penyakit lupus dan gangguan jaringan ikat.

Garis hitam

Periksakan segera jika ada garis hitam di kuku Anda. Ini terkait gejala melanoma atau yang dikenal dengan kanker kulit dari jenis yang paling berbahaya.

Menggigit kuku

Menggigit kuku mungkin buat Anda hanyalah kebiasaan. Padahal ini sangat mungkin menandakan kecemasan yang berlebihan dan membutuhkan pengobatan karena menderita gangguan obsesif-kompulsif. Jadi, jika Anda tidak bisa berhenti, ada baiknya berdiskusi dengan dokter Anda.

Kuku kebiruan

Kuku berwarna kebiruan menandakan tubuh tidak mendapatkan oksigen cukup. Ini mengindikasikan adanya infeksi di paru-paru seperti pneumonia. Jika hanya sedikit kebiruan di ujung bawah kuku bisa juga menandakan diabetes.

Kuku pucat

Kuku berwarna pucat atau cenderung berwarna putih kadang-kadang terkait penuaan. Tetatpi ada empat penyakit serius yang mungkin saja ditandai dengan kuku berwarna pucat ini, misalnya, anemia, gagal jantung, pengidap penyakit hati atau juga gizi yang buruk.

Kuku putih

Jika kuku berwarna putih dengan ujung atas berwarna gelap mengindikasikan adanya masalah pada hati seperti hepatitis.

Kuku kasar

Jika permukaan kuku berkerut dan berbunyi jika diadu ini merupakan tanda awal dari psoriasis atau inflamasi arthritis. Perubahan warna kuku dapat terlihat merah kecokelatan.

Kuku retak

Kuku terlihat kering, rapuh dan sering retak telah lama dikaitkan dengan penyakit tiroid. Jika membelah dan berwarna kuning ada kemungkinan ini karena infeksi jamur. [mor]

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys